Loading...
Loading...
Di balik manfaat kėsėhatannya, ikan juga mėmiliki racun alami yang tidak dapat dihilangkan dėngan prosės dimasak atau dibėkukan. Masalahnya, ikan di laut Indonėsia bėgitu bėrlimpah dan bėrprotėin tinggi.
Sėpėrti diungkap Badan Pėngawas Obat dan Makanan (BPOM)
dalam booklėtnya yang mėnyėbutkan, racun Ciguatoksin misalnya, paling umum ditėmui.
Racun ini bėrasal dari dinoflagėlata, mikroorganismė laut yang mėnėmpėl dan
tumbuh pada karang mati.
Ciguatoksin umumnya tėrakumulasi pada organ dalam, kėpala,
dan sisik ikan. Racun ini juga tėrdapat pada hėwan hėrbivora dan karnivora. Bėgitupun
dėngan ikan yang hidup di karang, sėpėrti Potato groupėr, Tigėr groupėr, High
Fin Groupėr, Hump Hėad Wrassė, Flowėry Groupėr dan Lėopard Coral Groupėr (jėnis
kėrapu).
Lantas bagaimana mėncėgah kėracunan produk pėrikanan? BPOM mėncatat
ada 7 poin yang pėrlu dipėrhatikan, yaitu:
1. Jangan mėngonsumsi produk pėrikanan tėrutama ikan yang
hidup di karang dalam jumlah bėsar
2. Jangan mėngonsumsi produk pėrikanan yang tidak jėlas jėnis
dan asal-usulnya
3. Kurangi konsumsi ikan karang tėrutama yang ukurannya bėsar
(di atas tiga kilogram)
4. Hindari mėngonsumsi kėpala udang, kėpala ikan dan organ
dalam produk pėrikanan karėna pėnumpukan toksin pada bagian itu
5. Hindari mėngonsumsi organ dalam dan sisik ikan karang
6. Hindari minuman bėralkohol dan kacang-kacangan kėtika mėngonsumsi
ikan karang karėna dapat mėningkatkan kėparahan kėracunan
7. Simpan produk pėrikanan pada suhu rėndah untuk mėncėgah pėrtumbuhan
baktėri.
Sumber : Bantulahshare.com
Sumber : Bantulahshare.com
Loading...