Loading...
Loading...
Saat itu saya mengungkapkan kecemburuan saya pada Mbak Dewi
Yull yang bisa menimang anak lagi tahun ini. Sedangkan saya yang sudah menikah dua
tahun belum juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menimang bayi. Sebenarnya,
sebulan setelah menikah saya langsung hamil. Kehamilan tersebut kami sambut
dengan gembira.
Namun sayang, usia janin dalam kandungan saya pada waktu itu
hanya berusia lima minggu atau sebulan lebih satu minggu saja. Saya mengalami
keguguran dan langsung dilakukan operasi kuret oleh dokter kandungan di rumah
sakit. Sedih sekali saya saat itu. Perasaan sedih bercampur aduk menjadi satu.
Saat itu saya sempat menyalahkan diri saya yang terlalu mementingkan pekerjaan
kantor ketimbang menjaga kesehatan diri saya. Sebenarnya dalam kehamilan
pertama ini, saya tidak pernah mengalami sakit pada bagian kandungan. Saya juga
tidak habis pikir mengapa saya bisa sampai keguguran padahal saya tidak punya
riwayat penyakit apa pun selain batuk-pilek.
Saat saya melakukan kontrol untuk yang kedua kalinya, dokter
kandungan yang memeriksa kandungan saya menyatakan bahwa janin yang ada di
kandungan saya tidak berkembang dan tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan
lagi.
Kira-kira setahun setelah keguguran itu, saya kemudian hamil
lagi. Namun sama seperti kehamilan pertama saya sebelumnya, janin saya hanya
mampu bertahan lima minggu dalam rahim saya. Lagi-lagi saya terpukul karena
harus kehilangan calon anak yang sudah sekian lama saya dan suami nantikan.
Namun saya sebagai manusia biasa hanya mampu pasrah kepada kehendak-Nya.
Mbak Dewi tahu persis dengan keadaan saya dan suami yang
sedang berduka.
Saat itulah Mbak Dewi menghibur saya sambil mengatakan,
bahwa anak adalah titipan Allah SWT. Jika Allah sudah menganggap kita siap
menerima titipan-Nya, maka Allah akan memberi.
“Sebagai manusia, kita memang harus pasrah diri pada
kehendak-Nya. Namun manusia juga diperbolehkan untuk tetap berusaha. Nah,
jangan sedih. Mbak Dewi punya resep terapi tradisional keluarga yang
mudah-mudahan bisa mempercepat keinginan seseorang untuk memiliki anak,” ungkap
Dewi Yull sambil asyik menyusui bayinya.
“Serius, Mbak?” tanya saya setengah percaya.
Ya iyalah…saya ini terkenal sejak dulu adalah tipe orang
yang paling tidak antusias dengan pengobatan tradisional. Meskipun Ibunda saya
berasal dari Jawa dan punya banyak resep tradisonal, saya kurang percaya (itu
cerita dulu, sekarang saya malahan rajin minum jamu gendong dan percaya
khasiatnya heheheheh). Jika ibu saya membuatkan jamu beras kencur atau kunyit
asam, saya cuma menganggapnya sebagai minuman penghilang haus dahaga saja
(karena kebetulan jamu beras kencur dan kunyit asam enak sekali jika di
dinginkan dalam lemari es).
“Kamu ini belum apa-apa, Puri. Coba lihat sekretaris Mbak
itu sudah lebih dari lima kali keguguran. Namun berkat terapi jeruk nipis,
akhirnya dia bisa hamil dan sekarang sudah melahirkan dengan selamat,” kata
Dewi Yull. Kebetulan sekretaris Dewi Yull itu masih keluarga dekat juga.
Dewi Yull mengatakan dia telah menganjurkan sekretarisnya
itu untuk menjalani ‘terapi jeruk nipis’. Setelah terapi selesai, bulan
berikutnya sekretarisnya itu hamil dengan lancar dan sehat.
Namun Dewi sekali lagi mengingatkan kepada saya bahwa manusia
boleh berusaha tetapi Tuhan juga yang menentukan.
Karena keinginan yang besar untuk mempunyai anak, akhirnya
esok harinya, di rumah, saya mulai menjalani terapi jeruk nipis.
Cara meminumnya adalah jeruk nipis itu diparas tanpa diberi
tambahan campuran apa pun. Air perasannya harus diminum sampai habis (seperti
minum jamu, diminumnya tidak boleh ada sisa). Uniknya, terapi jeruk nipis ini
harus diminum selama dua minggu berturut turut-turut tanpa boleh putus. Jumlah
jeruk yang di minum setiap hari adalah kelipatan 4. Bayangkan berapa buah jeruk
nipis yang harus dikonsumsi dalam terapi ini? Tak tanggung-tanggung, lebih dari
160 buah!
Jika di tengah jalan misalnya persediaan jeruk habis di
kulkas habis padahal jadwal terapi (2 minggu) belum selesai maka saya harus
mengulangnya dari hari pertama.
Terapi yang terberat bagi saya adalah pada saat hari ke
tujuh karena harus minum 28 buah air jeruk nipis. Karena saya memilih buah
jeruk nipis yang ukurannya besar-besar maka dari 28 jeruk nipis tersebut
menghasilkan satu gelas penuh sari jeruk. Wah, hampir muntah rasanya (saya
tidak mau memuntahkan karena kalau muntah maka takaran jeruknya berkurang dan
harus mengulang lagi dari hari pertama. Cape deh!) . Namun karena keinginan
yang begitu kuat untuk mempunyai anak maka saya meminumnya sampai habis hanya
dalam beberapa teguk.
Resep
‘terapi jeruk nipis’ ini menurut Dewi Yull sejak hari
pertama hingga hari ke 14, setiap kali hendak diminum harus disertai dengan doa
menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Inilah jumlah jeruk nipis yang harus diminum selama 14 hari
tanpa boleh terputus. Pilih jeruk
nipis yang sedang-sedang saja jika tidak kuat. Sebab jika
terlalu besar akan menghasilkan air perasan yang sangat banyak. Sebelum terapi
dijalankan, sehari sebelumnya coba saja terlebih dulu 2 buah jeruk nipis.
Maksudnya agar perut tidak kaget. Setelah itu, esoknya baru mulai melakukan
terapi minum air perasan jeruk nipis.
Hari ke-1………………………………….. 4 jeruk nipis
Hari ke-2…………………………………..8 jeruk nipis
Hari ke-3………………………………….12 jeruk nipis
Hari ke-4………………………………….16 jeruk nipis
Hari ke-5………………………………….20 jeruk nipis
Hari ke-6………………………………….24 jeruk nipis
Hari ke-7……………………………….....28 jeruk nipis
Hari ke- 8…………………………………..28 jeruk nipis
Hari ke-9…………………………………..24 jeruk nipis
Hari ke-10…………………………………20 jeruk nipis
Hari ke-11…………………………………16 jeruk nipis
Hari ke-12…………………………………12 jeruk nipis
Hari ke-13…………………………………. 8 jeruk nipis
Hari ke-14………………………………….4 jeruk nipis
Menurut mbak Dewi, sebaiknya yang ikut melakukan terapi ini
adalah suami istri. Namun jika suami tidak bisa tidak masalah.
Suami saya sendiri waktu itu tidak menjalankan terapi ini
karena sedang sibuk dinas ke luar kota.
Sebulan kemudian, setelah menjalankan terapi tersebut, saya
dinyatakan positif hamil oleh dokter kandungan saya. Saya sangat bersyukur
kepada Tuhan atas anugerah-Nya tersebut. Saya mengabarkan kepada suami dan
orang-orang terdekat saya. Mengetahui kabar kehamilan saya ini, Mbak Dewi juga
turut gembira. Dan ketika anak pertama saya lahir (anak lelaki), Mbak Dewi
menjenguk saya RS Carolus, Jakarta Pusat.
Yang lebih membahagiakan lagi, ketika anak lelaki saya itu
belum bisa jalan karena baru usia tujuh bulan, ternyata saya hamil lagi. Suatu
karunia yang luar biasa bagi saya dan suami. Kehamilan kedua ini saya memiliki
anak perempuan yang cantik. Kini saya telah mempunyai sepasang anak-anak yang sehat.
Si sulung sudah berusia 10 tahun, sebentar lagi akan memasuki masa remajanya.
Wah senang sekali saya.
Kebahagiaan saya ini juga saya bagikan kepada dua teman
kantor saya waktu itu (lelaki) yang istrinya sulit mempunyai anak. Saya
memberikan resep terapi jeruk nipis ala Dewi Yull. Namun seperti kata Dewi Yull
kepada saya bahwa terapi ini hanyalah salah satu usaha untuk memperoleh
keturunan. Manusia boleh berusaha namun Tuhan juga yang menentukan. Seorang
teman saya; setelah isterinya melakukan terapi jeruk nipis, akhirnya berhasil
hamil.
Sedangkan seorang teman yang lain masih harus bersabar.
Entah bagaimana kabar teman saya ini selanjutnya apakah
sudah punya anak atau belum. Masalahnya setelah saya melahirkan anak kedua,
suami saya meminta agar saya berhenti bekerja dari kantor tersebut. Alasannya
agar saya lebih fokus pada anak-anak saja. Sayang juga sebenarnya sebab saya
sudah merintis karier sudah lama. Saat itu saya sudah menduduki jabatan sebagai
Manager PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia).
Kini walaupun Mbak Dewi Yull dan Bang Ray Sahetapy telah
berpisah, namun hubungan kedua keluarga tetap terjalin harmonis. Setiap ada
acara keluarga dan kami saling bertemu, pastilah Mbak Dewi menanyakan kabar
kedua anak-anak saya. Saya pun tak pernah lupa mengucapkan terimakasih kepada
Mbak Dewi berkat resep terapi jeruk nipisnya tersebut.
Namun lagi-lagi Mbak Dewi selalu mengingatkan kepada saya
agar berterimakasih saja pada Tuhan Yang Maha Pencipta. Karena hanya dengan
izin-Nya saja maka semuanya ini bisa terjadi.
Nah, bagaimana khasiat jeruk nipis jika ditinjau dari segi
ilmu kesehatan modern?
Di dalam sari jeruk nipis terdapat kandungan vitamin C yang
sangat tinggi. Vitamin C ini bergungsi sebagai antioksidan yang dapat
menjinakkan radikal bebas dalam tubuh. Selain itu jeruk nipis memiliki
kandungan sejumlah mineral dan fosfor yang mengatur metabolisme dalam tubuh.
Karena kandungan vitamin C yang tinggi inilah maka ‘terapi
jeruk nipis ini’ pada dasarnya juga dapat mneyembuhkan segala macam penyakit.
Menurut Dewi Yull, terapi jeruk nipis ini bukan melulu hanya
diperuntukkan untuk pasangan yang menginginkan keturunan. Namun sesungguhnya
terapi jeruk nipis ini dapat digunakkan untuk menyembuhkan segala macam
penyakit. Sebab melalui terapi jeruk nipis ini akan dikeluarkan semua racun
yang ada dalam tubuh sehingga tubuh menjadi sehat dan bugar.
Itulah makanya, Dewi Yull menganjurkan agar tetap
menjalankan terapi jeruk nipis ini untuk tujuan kesehatan secara umum. Terapi
jeruk nipis ini dapat dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali atau
setahun dua kali. Ini baik dilakukan oleh kaum perempuan maupun lelaki.
Sumber : www.liputan6-kesehatan.com
Loading...